Disdik Jabar Investigasi Dugaan Intimidasi ke Siswa Soal Pungutan Liar di SMKN 1 Depok
Liputanhusus.com / DEPOK Disdik Jabar menelusuri dugaan intimidasi terhadap siswa soal pungutan SMKN 1 Depok. Kamis (14/9/2023)
Dinas Pendidikan Jawa Barat Wahyu Mijaya mengatakan kemarin beredar juga rekaman suara dari oknum guru sekolah, suaranya itu siapa, sementara inj memang suara khas itu kami belum menemukan di sekolah tersebut,” katanya, Kamis (14/9/2023).
“Dinas Pendidikan Jawa Barat sudah meminta keterangan SMKN 1 Depok terkait pesan suara yang beredar tersebut. Hingga kini, pengirim pesan masih ditelusuri oleh pihak Sekolah.
“Sudah kami investigasi. Kami juga agak ini (kecewa) juga ketika menyebut ketua sekolah yang tidak terlalu paham. Apakah komunikasi telepon dengan siswa atau komunikasi seperti apa. Karena kelihatannya rekamannya lebih jelas ditujukan ke orangnya. Tapi, kami juga lakukan praduga tidak bersalah dulu,” ujarnya.
Dia telah meminta sekolah untuk tidak mengeluarkan pernyataan yang justru malah memperbesar masalah.
“Mudah-mudahan bisa menahan diri dulu, jangan sampai ada yang menyampaikan kalimat yang malah menjadi atau menimbulkan permasalahan baru,” katanya.
Sebelumnya, sebuah pesan suara berdurasi 2 menit 3 detik, banyak beredar di grup-grup Whatsapp di Kota Depok. Pesan itu diduga dikirim oleh oknum guru SMKN 1 Depok. Pesan itu berisi imbauan terkait dugaan pungutan di fasilitas tersebut.
Dugaan intimidasi terjadi ketika pesan itu menyebut akan mencari siswa yang berkomentar jelek terkait sekolah di media sosial. Siswa yang kedapatan berkomentar seperti itu, dikatakan telah ditandai dan akan dipanggil sekolah.
“Jadi jangan terpancing emosi di Instagram karena nanti itu pasti akan dicari tuh sama Waka kurikulum sama kaprognya. Ini juga ibu melihat ada beberapa siswa yang namanya tercantum di IG sebagai netizen yang komen jelek itu lagi ditandain nih sama pihak-pihak sekolah nanti akan dipanggil,” ujarnya.
Oknum dalam pesan suara itu meminta siswa mendatangi sekolah jika ada keberatan terkait dana sumbangan. Ia meminta siswa yang masih ingin bersekolah di One Dek (sebutan lain untuk SMKN 1 Depok) untuk menyampaikan keluhannya langsung ke sekolah.” Ujarnya